Jumat, 17 April 2015

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HORDEOLUM



MAKALAH SISTEM SENSORI PERSEPSI
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HORDEOLUM











Dosen Pembimbing:
Dadang Kusbiantoro, S.Kep, Ns, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1.       Achmad Ari               (13.02.01.1324)
2.       Anna Rohmatin M.U (13.02.01.1326)
3.       Munik Fitria               (13.02.01.1353)
4.       Muh. Nur Wahyudi    (13.02.01.1349)
5.       Robi Irma C.S            (13.02.01.1363)




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Hordeolum” yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Sistem Sensori Persepsi, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:

1.       Bpk. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.       Bpk. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 Keperawatan Sikes Muhammadiyah Lamongan.
3.       Bpk. Dadang Kusbiantoro, S.Kep, Ns. M.Siselaku dosen mata kuliah Sistem Sensori Persepsi
4.       Bpk. Dadang Kusbiantoro, S.Kep, Ns. M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Sensori & Persepsi
5.     Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
                                                     Lamongan,2 Desember2014


Penyusun











Surat Pernyataan


Makalah oleh : kelompok 1

Judul Makalah :
Konsep Asuhan Keperawatan Pada KlienHordeolum

            Dengan ini kami menyatakan bahwa makalah ini dibuat dengan sepenuh-penuhnya tanpa adanya peniruan dari kelompok manapun atau dari makalah senior.Jika kami terbukti melanggar, kami semua anggota kelompok bersedia dikenai sanksi oleh dosen yang bersangkutan.

Lamongan ,2 Desember 2014

Mengetahui
Achmad Ari F.S                                                           Anna Rohmati M.U

                                             Munik Fitria                         
(13.02.01.1324)                                                              (13.02.01.1326)

                                          (13.02.01.1353)
         Muh.Nur Wahyudi                                                       Robi Irma C. S
                                     
             
(13.02.01.1349)                                                         (13.02.01.1363)









LEMBAR PENGESAHAN


Makalah Oleh: Kelompok 1
1.       Achmad Ari                    (13.02.01.1324)
2.       Anna Rohmatin M.U      (13.02.01.1326)
3.       Munik Fitria                   (13.02.01.1353)
4.       Muh. Nur Wahyudi         (13.02.01.1349)
5.       Robi Irma C.S                 (13.02.01.1363)


3D Keperawatan

Judul Makalah:
‘’Konsep asuhan keperawatan pada klien hordeolum’’
            Telah disahkan untuk di presentasikan pada tanggal Desember  2014 Untuk memenuhi tugas Sistem Pencernaan II di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Lamongan.


Lamongan,2 Desember 2014


Mengetahui
Dosen pembimbing:



Dadang Kusbianto, S.Kep. Ns, M.Si


DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................. i
Surat Pernyataan.............................................................................................. ii
Lembar pengesahan......................................................................................... iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 3
BAB 2 KONSEP TEORI
2.1 Definisi......................................................................................... 4
2.2 Klasifikiasi................................................................................... 4
2.3 Etiologi......................................................................................... 5
2.4 ManifestasiKlinis......................................................................... 5
2.5 Patologi........................................................................................ 5
2.6 Pathway........................................................................................ 6
2.7 Penatalaksanaan........................................................................... 6
2.8 Asuhan Keperawatan .................................................................. 10
BAB 3 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Konsep Pengkajian....................................................................... 15
3.2 Contoh Analisis data.................................................................... 15
3.3. Diagnosa Keperawatan
3.4. Contoh Intervensi Keperawatan
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................
4.1 Kesimpulan.................................................................................
4.2 Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTKA.......................................................................................... 16


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Hordeolum
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting.Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata.Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.
Hampir setiap orang mengenal timbilen atau timbil yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum.Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara wanita dengan pria.Adakalanya seseorang mudah sekali mengalami timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu, kemudian muncul lagi timbil di tempat yang lain. Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang.Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul.( Indriana Istiqomah, 2004: 91). Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi kelopak mata.Tanda-tanda hordeolum ini sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya  nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk.Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok tertarik membahas tentang pembahasan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Hordeolum” .

1.2    Rumusan Masalah
1.   Bagaimana konsep teori Hordeolum?
2.   Bgaimana konsep asuhan keperawatan pada klien Hordeolum?

1.3    Tujuan Penulisan
1.   Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui dan memahami baik konsep teori hordeolum maupun konsep asuhan keperawatan pada klien hordeolum
2.   Tujuan Khusus
1.   Untuk mengetahui konsep teori hordeolum
a)   Untuk mengetahui pengertian hordeolum
b)   Untuk mengetahui klasifikasi hordeolum
c)   Untuk mengetahui etiologi hordeolum
d)   Untuk mengetahui patofisiologi hordeolum
e)   Untuk mengetahui pathway hordeolum
f)    Untuk mengetahui manifestasi hordeolum
g)   Untuk mengetahui penatalaksanaan hordeolum
h)   Untuk mengetahui komplikasi hordeolum
i)    Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik hordeolum
2.   Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan hordeolum
a)   Untuk mengetahui konsep pengkajian klien hordeolum
b)   Untuk mengetahui contoh analisis data klien hordeolum
c)   Untuk mengetahui diagnosa klien hordeolum
d)   Untuk mengetahui contoh intervensi klien hordeolum

1.4 Manfaat Penulisan
1.   Bagi Penulis
Setelahmenyelesaikanmakalahinidiharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan  wawasan penyebab serta untuk pencegahan Hordeolum agar kesehatan masyarakat yang lebih sehat.

2.   Bagi Pembaca
Diiharapkan bagi pembaca dapat mengetahui tentang Hordeolum sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari penyakit tersebut.




















BAB 2
KONSEP TEORI

2.1    Definisi Hordeolum
 Hordeolum  yakni benjolan dikelopak mata yang disebabkan oleh peradangan di folikel atau   kantong kelenjar yang sempit dan kecil yang terdapat di akar bulu mata. Bila terjadi di daerah  ini, penyebab utamanya adalah infeksi akibat bakteri.(Sidarta Ilyas,2010:92)
Merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sabasea kelopak mata. Biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Hordeolum secara histopatologik gambarannya seperti abses.
Hordeolum adalah infeksi supuratif akut kelenjar kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh stafilokokkus(Indriana Istiqomah,2004)

2.2    Klasifikasi Hordeolum
Menurut Indriana Istiqomah,2004 hordeolum dibagi menjadi:
1.   Hordeolum internum adalah abses akut pada kelopak mata yang disebabkan oleh infeksi stafilokokkus pada kelenjar meibomian, dengan penonjolan mengarah ke konjungtiva.
2.   Hordeolum eksternum disebabkan oleh infeksi stafilokokkus yang memberikan gambaran abses akut yang terlihat pada folikel bulu mata dan kelenjar Zeis atau Moll, hordeolum aksternum sering ditemukan pada anak-anak.
3.   Hordeolum bisa terbentuk lebih dari 1 hordeolum pada saat yang bersamaan. Hordeolum biasanya timbul dalam beberapa hari dan bisa sembuh secara spontan.
                                                        





2.3    EtiologiHordeolum
Infeksi akut pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata yang disebabkan oleh bakteri dari kulit (biasanya disebabkan oleh bakteri stafilokokkus). Hordeolum sama dengan jerawat pada kulit. Hordeolum kadang timbul besamaan dengan atau sesudah blefaritis, hordeolum bisa timbul secara berulang.(Sidarta Ilyas,2004)

2.4    Patofisiologi
       Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva.
Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi.  ( Indriana Istiqomah, 2004 )



















2.5    Pathway
Bakteri Stafikolokokus
                                                  Infeksi Akut
             

                          Pembentukan nanah dalam    inflamasi        
Text Box: nyeri lumen kelenjar                          
                                                                         
Text Box: Gangguan rasa nyman                          pembentukan nanah
kel. Meibomia                dalam lumen kelenjar
 

abses klopak mata       pembengkakan kelopak
konjungtifa                             mata
Text Box: Gangguan citra tubuh                                               
hordeolum iternum     kelopak mata sekunder
                                                diangkat

                          penglihatan menurun


Text Box: Gangguan perseps sensori
 













2.6       Manifestasi Klinis
            Menurut Sidarta Ilyas, 2004,  tanda dan gejala hordeolum antara lain:
1.   Kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan.
2.   Adanya pseudoptosis atau ptosis yang mengakibatkan kelopak sukar diangkat.
3.   Terjadi pembesaran pada kelenjar preaurikel
4.   Kadang mata berair dan peka terhadap sinar
5.   Adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya.



2.7  Penatalaksanaan Hordeolum
a.    Medis
1)  Diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama.
2)  Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah
3)  Pemberian salep antibiotic pada saccus conjunctivalis setiap 3 jam. Antibiotic sistemik diindikasikan jika terjadi selulitis.
4)  Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
5)  Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
6)  Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
7)  Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
8)  Dilakukan insisi hordeolum untuk mengeluarkan nanah pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar, jika keadan tidak membaik selama 48 jam. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anesthesia topical dengan patokain tetes mata. Dilakukan anesthesia filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi bila:
a)   Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra
b)   Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
9)  Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang didalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotic. (Sidarta Ilyas, 2004 )
b.    Keperawatan
1)   Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
2)   Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien. (Sidarta Ilyas, 2004 )

2.8    Komplikasi
       Penyulit hordeolum adalah selulitis palpebra,yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra didepan septum orbita dan abses palpebra

2.9    Pemeriksaan diagnostik
       Ditegakkan sesuai dengan gejala

BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1  Pengkajian
1.     Identitas Pasien
Nama               : Tidak berpengaruh
Umur               : (semua umur bisa terkena penyakit hordeolum)
JenisKelamin  :(laki-laki dan perempuan bisa terserang penyakit hordeolum)
Agama             : tidak berpengaruh
Status              : tidak berpengaruh
Pendidikan     : tidak berpengaruh
Pekerjaan        : pekerjaan yang sering menghadap komputer beresiko          terkena hordelum
Suku                : tidak berpengaruh
Alamat                        : tidak berpengaruh

2.     Riwayat Kesehatan
a.    Keluhan Utama               : kllien biasanya mengeluh nyeri pada kelopak mata
b.   Riwayat Penyakit Sekarang           : klien mengalami penglihatan sedikit terganggu dengan benjolan pada kelopak mata
c.    Keluhan Penyakit Dahulu   : pasien pernah masuk Rumah Sakit karena penyakit ini
d.   Riwayat Penyakit Keluarga : dalam keluarga psien ada yang menderita penyakit seperti yang klien alami yaitu Hordeolum





3.     Pemeriksaan Fisik:
a.    Tanda-tanda vital:
Tekanandarah                    : -
Prernafasan                       : -
Nadi                                   : -
IramaNadi                         : -
Suhu                                  : -
                                   
b.   Head to toe
Kepala            : -
Mata               : nyeri, tampak merah dan bengkak di sekitar mata
Hidung            : -
Telinga           : -
Leher              : -
Dada               : -
Paru-paru        : -
Abdomen        : -
Genetalia        : -
Ekstremitas    : -
c.    Pengkajian Fungsional Gordon
1.   Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, sehingga anggota keluarga selalu menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari penyakit
2.   Pola nutrisi dan metabolik
Makan dan minum: tidak mengalami gangguan
3.   Pola eliminasi
BAK danBAB :tidak mengalami gangguan
4.   Pola aktivitas dan latihan
Terganggunya aktifitas sehari-hari. Biasanya klien cendenrung menyembunyikan penyakitnya karena malu.
5.   Pola istirahat tidur
Pola istirahat tidur biasanya terganggu dan tidak nyaman saat memejamkan mata
6.   Pola persepsi sensori dan kognitif
Mengalami gangguan persepsi sensori visual
7.   Pola hubungan dengan orang lain
Klien cenderung menyembunyikan penyakitnya karena malu akan perubahan pada matanya
8.   Pola reproduksi / seksual
Tidak mengalami gangguan genetalia / organ reproduksi
9.   Pola persepsi diri dan konsep diri
Mengalami gangguan konsep diri atau gannguan citra tubuh
10.    Pola mekanisme koping
Merasa tidak nyaman akan menutup diri
11.    Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Klien yakin bahwasanya penyakitnya akan segera sembuh

4.   Pemeriksaan Penunjang
Eversi (pembalikan) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini. Pemeriksaan ini harus selalu dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anestesi lokal, pasien duduk didepan slitlamp dan diminta melihat kebawah. Pemeriksaan dengan hati-hati memegang bulu mata atas dengan jari telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator tepat diatas tepi superior tarsus. Palpebra dibalik dengan sedikit menekan aplikator kebawah, serentak dengan pengangkatan tepian bulu mata. Pasien tetap melihat kebawah, dan bulu mata ditahan dengan menekannya pada kulit diatas tepian orbita superior saat aplikator ditarik kembali. Konjungtiva tarsal kemudian diamati dengan pembesaran. Untuk mengembalikannya, tepian palpebra dengan lembut diiusap kebawah sementara pasien melihat keatas. ( Paul Riordan & John Witcher, 2009 )





























3.2    Contoh Analisa Data:
Nama pasien   :                                               Ruang/kelas    :
Umur               :                                               No. Reg           :

No
Data
Etiologi
masalah
Ttd
1
Ds: klien mengatakan nyeri pada kelopak mata
P:Nyeri saat dibuat melihat
Q:Nyeri seperti ditekan
R:nyeri dibagian kelopak mata
S:skala nyeri 3
T:timbul hilang

Do:
Mata klien tampak membengkak ,kulit mata kemerahan ,terlihat menahan kesakitan
Inflamasi
Gangguan rasa nyaman  Nyeri

2
DS:klien mengatakan matanya buram saat dibuat melihat
 DO: edema,mata merah

Penglihatan penurunan

Gangguan persepsi sensori

3.
DS:kelopak mata terasa berat
DO:edema pada kelopak mata

Pembengkakan kelopak mata
Gangguan citra tubuh




3.3    Contoh Diagnosa
1.Gangguan rasa nyaman nyeri  b.d Inflamasi
2. Penurunan  penglihatan b.d Gangguan persepsi
3.Gangguan citra tubuh b.d Pembengkakan kelopak mata




3.4    Contoh Perencanaan
Nama pasien   :                                               Ruang/kelas    :
Umur               :                                               No. Reg           :
No
Tujuan& KH
Intervensi
rasional
Ttd
1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x30 menit, diharapkan klien rasa nyeri teratasi atau berkurang
KH:
K: Klien dapat mengidentifikasi penyebab rasa tidak nyaman nyeri
A: Klien mengungkapkan nyeri berkurang
P: Klien dapat melakukan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dengan mandiri
P : nyeri berkurang/hilang
1.Observasi TTV klien setiap 4 jam
2.Kaji sekala nyeri
3. Berikan terapi kompres hangat.
4. Berikan HE pada klien untuk dapat menangani nyeri secara sederhana dan gunakan komunikasi terapeutik dengan klien
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan obat peredam nyeri
1.Untuk mengetahui keadaan umum klien
2.Untuk mengetahui berapa sekala nyeri yang dihadapi klien sehingga kita dapat memberikan penanganan lanjut.
3.Untuk mengurangi pembengkakan pada mata.
4.Agar klien dapat menyembuhkan nyerinya sendiri dengan sederhana.
5.Untuk memberikan obat analgesik agar nyeri pada klien teratasi.

2
Setelah dilakukan tidakan keperawatan selama  1x30 menit diharapkan penglihatan kembali normal.
KH:
K: Klien dapat mengidentifikasi penyebab dari ketidaknormalan penglihatan
A: Klien mengungkapkan penglihatannya kembali normal
P: Klien dapat melakukan aktifitas dengan normal
P: klien dapat melihat dengan normal
1.Kaji adanya kemerahan pada mata, cairan eksudat atau ulserasi
2.Instruksi klien untuk tidak menyentuh matanya
3.Pindahkan kontak lensa apabila klien memakainya
4.Berikan HE untuk menambah pengetahuan klien tentang penyakitnya
5.Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian tetes mata
1.Menentukan intervensi selanjutnya
2.Terhindar dari iritasi mata selanjutnya
3.Kontak lensa dapat merusak mata
4.Untuk menambah pengetauan klien.
5.Untuk mengurangi infeksi dan mencegah infeksi sekunder, dan membersihkan mata

3
Setelah melakukan tindakan keperawatan 1x30 menit diharapkan gangguan citra tubuh teratasi
KH:
K: Klien dapat mengidentifikasi penyebab darai gangguan citra tubuh
A: Klien mengungkapkan sudah dapat bersosialisasi dengan baik
P: Klien dapat beraktifitas dengan normal
P: Percaya diri klien meningkat
1.Kaji pengetahuan klien tentang hordeolum, gejala dan penyebab
2.Bantu klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang sakit yang dideritanya
3.Bantu klien untuk mengerti , memahami ,menerima keadaannya
4.Kolaborasi dengan psikiatri untuk membantu menyelelesaikan masalahnya
1.Mengetahui penyebab dan gejala dari hordeolum untuk melanjutkan tindakan selanjutnya
2.Untuk mengurangi beban dari gangguan citra tubuh, rasa cemas, malu pada orang lain tentang penyakitnya
3.Menambah rasa percaya diri klien bahwa hordeolum bukan penyakit yang parah
4.Membantu menyelesaikan masalahnya










BAB 4
PENUTUP

a.    Kesimpulan
     Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata.hordeolum yang biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasany sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat. Tanda terjadinya hordeolum antara lain:kelopak mata yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan terjadinya pembesaran pada kelenjar preaurikel, kadang mata berair dan peka terhadap sinar dan adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya

b.   Saran
     Di dalam menentukan asuhan keperawatan terlebih mengenai Hordeolum kita harus lebih banyak berdiskusi dengan klien secara langsung.
Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga, kerabat sampai teman dekat klien.














DAFTAR PUSTAKA


Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta  : EGC
Doenges, Marilyyn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta  : EGC



Tidak ada komentar:

Posting Komentar